LTM PBNU: Ayo Kembalikan Remaja ke Masjid!
Ahad, 15 Januari 2017 15:30
Brebes, NU
Online
Kecenderungan
sebagian remaja Indonesia memilih tongkrongan di mal ketimbang beraktivitas di
masjid merupakan kenyataan yang memprihatinkan. Perlu sebuah terobosan agar
mereka bisa kembali ke masjid, sehingga rumah ibadah umat Islam ini semarak
karena banyaknya aktivitas positif para remaja.
Keprihatinan
tersebut disampaikan Wakil Sekretaris Lembaga Ta'mir Masjid (LTM) PBNU Ali
Sobirin di sela Latihan Kader Penggerak NU di Desa Jagalempeni, Kecamatan
Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (14/1/17).
Menurutnya,
95 persen masjid dan mushala sepi kegiatan remaja, termasuk aktivitas
pendidikan, apalagi kegiatan ekononomi. Paling banter, kata Ali, hanya kegiatan
shalat maghrib, isya, dan subuh dalam jumlah jamaah yang amat sedikit, serta
shalat jumat.
Fungsi
masjid sebagai pelayan jamaah, lanjutnya, belum maksimal dan ini perlu
revitalisasi fungsi masjid dengan terlebih dahulu menyadarkan mengurus atau
tamir masjid sebagai penyambung tangan rahmat Allah SWT. “Problem ini harus
kita pecahkan bersama agar masjid tidak sepi pemuda, yang tentunya dengan
meluncurkan program yang komunikatif seperti tersedianya wi-fi,” tuturnya.
Ali Sobirin
berkeyakinan, bila para remaja dan pemuda sudah senang datang di sekitar
masjid, lambat laun akan ada hidayah buat mereka. Bolehlah mereka awal-awalnya
tidak ikut shalat karena masih asyik dengan wi-fi, tapi setidaknya mereka
mendengarkan adzan, melihat orang shalat dan tentunya akan tergerak meringankan
langkah menuju ke masjid. “Kenapa mereka milih ke mal? Karena mal menyediakan
kebutuhan ekspresi pemuda,” ungkapnya.
Dalam kaitan
ini, lanjutnya, pihaknya melakukan training di 17 provinsi dan 40 kabupaten
tentang revitalisasi fungsi masjid untuk kesejahteraan umat. Dia mengajak
bergerak bareng, antara lain dengan Gerakan Infak Shadaqah Memakmurkan Masjid
(Gismas) dan Bersih Bersih Masjid (BBM). Gismas yang merupakan tradisi jimpitan
bagi warga NU dinilai sangat mudah dilakukan dan pemanfaatannya tidak hanya
untuk fisik masjid, tetapi juga kegiatan ekonomi masyarakat desa setempat.
“Beberapa daerah sudah melakukannya dan hasilnya sangat memuaskan dan mendapat
dukungan penuh dari masyarakat termasuk para remaja masjidnya,” pungkasnya.
Panitia
Latihan Kader Penggerak NU tingkat MWC NU Wanasari Sururi mengatakan, kegiatan
internal ini diikuti 50 peserta perwakilan dari pengurus ranting se-Kecamatan
Wanasari. Mereka mendapatkan materi selama 4 hari dengan narasumber dari PCNU,
PWNU, dan PBNU. “Kami berharap, peserta bisa menjadi kader NU yang militan dan
mampu mengaplikasikan materi yang didapat dalam kehidupan sehari-hari,”
tambahnya.
Sumber : http://www.nu.or.id