Halaman

Sabtu, 01 April 2017

MANAJEMEN DAKWAH PADA ORGANISASI REMAJA MASJID

MANAJEMEN DAKWAH PADA ORGANISASI REMAJA MASJID
Oleh :
Aisya Zuhdiana dan Yogi Mukti Andayani,
mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga


A.  Latar Belakang
Organisasi merupakan sarana dimana individu yang terhimpun didalamnya saling menyatupadukan potensi untuk mencapai tujuan. Adapun remaja masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan masjid dan masyarakat sekitarnya. Para remaja yang ikut dalam kegiatan-kegiatan yang ada didalam masjid maupun sekitarnya secara tidak langsung ikut berpartisipasi dalam meramaikan masjid dan juga membantu dalam berbagai hal yang berkaitan dengan masjid. Di antara perjuangan di jalan Allah adalah aktivitas memakmurkan masjid.
Da'wah yang baik adalah yang diselenggarakan secara terencana, terarah, terus menerus dan bijaksana. Karena itu perlu dilakukan secara kolektif dan terorganisir secara profesional.
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS 3:104, Ali 'Imran).
Remaja Masjid merupakan salah satu bentuk organisasi da'wah islamiyah underbouw Ta’mir Masjid. Keberadaannya untuk mengorganisir kegiatan memakmurkan Masjid yang dilakukan para remaja muslim yang memiliki komitmen da’wah. Remaja Masjid sangat diperlukan sebagai alat untuk mencapai tujuan da'wah dan wadah bagi remaja muslim dalam beraktivitas di Masjid.

Kata kunci : manajemen organisasi, remaja masjid

B.  Pengertian Organisasi Remaja Masjid
Organisasi (Yunani: organon - alat) adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama.[1] Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.[2]
Menurut Drs. EK Imam Munawir, organisasi adalah merupakan kerja sama di antara beberapa orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan kerja. Yang menjadi ikatan kerja sama dalam organisasi adalah tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.[3]
Departemen Agama RI (2003 :6) Remaja masjid merupakan perkumpulan atau perhimpunan atau ikatan para Remaja masjid disetiap masjid atau mushalla yang mempunyai suatu aktifitas yang bertujuan untuk menumbuhkan akhlak yang baik dan menjadi sumber inspirasi bagi para pemuda dan pemudi.
Siswanto (2005 :71) menegaskan remaja masjid merupakan organisasi dakwah Islam anak organisasi (underbouw) takmir masjid, yang mengambil spesialisasi pembinaan remaja muslim melalui masjid.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Remaja masjid adalah pekumpulan para remaja dalam suatu organisasi yang diadakan dimasjid dan mempunyai tujuan untuk menumbuhkan akhlak yang baik, budi pekerti luhur dan menjadi teladan bagi remaja lainnya.[4][4]
Pembinaan remaja dalam Islam bertujuan agar remaja tersebut menjadi anak yang shalih; yaitu anak yang baik, beriman, berilmu, berketerampilan dan berakhlak mulia. Anak yang shalih adalah dambaan setiap orangtua muslim yang taat. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Apabila anak Adam mati, maka semua amalnya terputus, kecuali tiga: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang mendoakannya. (HR. Muslim).

C.  Manajemen Organisasi Remaja Masjid
Manajemen sendiri dapat diartikan sebagai proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manejemen adalah penggerak (ruh) dari organisasi. Tanpa manajeman, organisasi tidak akan berjalan secara efektif. Beberapa perbedaan organisasi yang menerapkan manajemen dan yang tidak menerapkan manajemen dapat dilihat pada tabel berikut:
Organisasi Tanpa Manajemen
Organisasi Dengan Manajemen
Organisasi berjalan statis karena para anggota kurang bergairah untuk mengantisipasi perubahan yang ada
Organisasi berjalan dinamis karena para anggota sangat bergairah untuk melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan visi organisasi dan kondisi lingkungan
Tujuan dibuat tanpa memperhatikan kepentingan bersama dan kondisi lingkungan yang ada
Tujuan dibuat bersama oleh seluruh anggota dan memperhatikan perkembangan lingkungan eksternal organisasi
Perencanaan tidak ada, kalaupun ada, biasanya antara perencanaan jangka pendek dengan jangka panjang saling bertentangan
Perencanaan dilakukan dengan memperhatikan visi misi organisasi dan menselaraskan antara tujuan jangka panjang, menengah, dan pendek

Dengan diterapkannya manajemen pada organisasi masjid, maka akan diperoleh berbagai keuntungan. Diantaranya adalah:
1.      Tujuan menjadi realistis dan dapat dicapai, karena masing-masing anggota menyumbang untuk memberikan sarannya dan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya.
2.      Pemimpin dan anggota mengerti prioritas satu sama lain dan saling membantu ketika kesulitan timbul.
3.      Komunikasi menjadi terbuka. Kreativitas dan kesungguh-sungguhan kerja menjadi meningkat.
Ada banyak teori dan metode manajemen yang dapat diterapkan pada organisasi masjid. Namun yang perlu dicamkan adalah bahwa semua teori dan metode manajemen yang diterapkan tersebut tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan kesucian masjid.
Secara prinsip, penerapan manajemen masjid minimal harus memenuhi syarat-syarat berikut :
1.   Visi dan misi yang jelas
Visi adalah cita-cita atau harapan yang agung dari organisasi. Misi berfungsi sebagai pedoman umum bagi organisasi dalam rangka mencapai tujuannya (visinya). Visi dan misi harus dikomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi secara berkesinambungan, sehingga lama kelamaan menjadi budaya organisasi (organization culture).
2.   Program yang realistis
Banyak organisasi masjid yang membuat program tanpa didasari kemampuan yang ada, sehingga akhirnya mereka membuat program yang cantik di atas kertas tapi sulit direalisasikan. Hal ini karena mereka membuat program tanpa terlebih dahulu melakukan analisa kemampuan organisasi.
3.   Implementasi program yang berbobot
Imlementasi program yang berbobot tidak dapat lepas dari pengorganisasian (organizing) dan pengarahan (actuating) yang baik. Beberapa unsur pengorganisasian yang perlu dilakukan organisasi masjid antara lain membuat struktur organisasi berdasarkan program, membuat uraian pekerjaan tugas berdasarkan pemerataan tugas, menempatkan personil pengurus berdasarkan kemauan, kemampuan, dan kesempatan serta menginventarisir sarana/fasilitas dan dana yang dibutuhkan.
Sedang unsur pengarahan (actuating) organisasi masjid yang perlu diwujudkan antara lain kemampuan memotivasi, bekerja sama dan mengelola konflik.



4.   Pemimpin yang efektif
Pemimpin yang efektif memahami secara sungguh-sungguh bahwa ia harus membawa organisasinya mewujudkan visi yang telah disepakati. Pemimpin yang efektif pada organisasi masjid adalah juga pemimpin yang berciri Islami.
5.   Pengurus yang dinamis
Pengurus yang dinamis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.   Memiliki rasa memiliki terhadap organisasi.
b.   Proaktif dan kreatif dalam mengembangkan organisasi.
c.   Komunikasi berlangsung secara terbuka.
d.   Kerjasama dilakukan dengan saling percaya dan interdependensi (kesaling tergantungan) yang tinggi.
e.   Konflik dikelola secara positif (tidak dihindari).[5]

D.  Jenis-Jenis Aktivitas Remaja Masjid
Dilihat dari segi bahasa pengertian Manajemen Dakwah memiliki dua pengertian. Pertama pengertian Manajemen dan kedua pengertian Dakwah.
Pengertian yang pertama adalah manajemen, secara bahasa manajemen adalah berasal dari kata management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Artinya, manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengaturan terhadap para anggota organisasi serta penggunaan seluruh sumber-sumber yang ada secara tepat untuk meraih tujuan organisasi yang telah ditetapkan.[6]
Pengertian yang kedua yaitu pengertian dakwah, secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da'a, yad'u' da'wan, du'a, yang diartikan sebagai upaya mengajak, menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah tabligh, amr ma'ruf nahyi munkar, mau'idzah hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta'lim, dan khatbah. Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan makna dakwah islam yaitu sebagai kegiatan mengajak, mendorong dan memotivasi orang lain berdasarkan bashirah untuk meniti jalan Allah dan Istiqomah dijaln-Nya serta berjuang bersama meninggikan agama Allah.[7]
Dari definisi manajemen dan dakwah tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen dakwah yaitu sebagai pproses perencanaan tugas, mengelompokan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian menggerakan ke arah tujuan dakwah.
Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa Remaja Masjid adalah orgnisasi yang menghimpun remaja muslim yang aktif datang dan beribadah shalat berjamaah di masjid. Karena keterlibatan dengan masjid, maka peran utamanya tidak lain adalah memakmurkan masjid. Ini berarti, kegiatan yang berorientasi pada masjid selalu menjadi program utama Di dalam melaksanakan perannya, Remaja Masjid meletakkan prioritas pada kegiatan-kegiatan peningkatan keislaman, keilmuan dan keterampilan anggotanya.
Siswanto (2005:48) mengemukakan jenis-jenis aktivitas Remaja Masjid adalah:
1.   Memakmurkan Masjid
Remaja Masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan masjid. Diharapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan shalat berjamaah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena, shalat berjamaah adalah merupakan indikator utama dalam memakmurkan masjid. Selain itu kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam memberilran informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi untuk melaksanakan aktivitas yang sudah diprogramkan. Dalam mengajak anggota untuk memakmurkan masjid tentu diperlurkan kesabaran. Usaha-usaha secara sistematis harus dilakukan, antara ain:
a.        Pengurus memberi contoh dengan sering datang ke masjid
b.        Menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan masjid sebagai tempat pelaksanaannya
c.        Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan cara shalat berjamaah.
d.        Pengurus menyusun piket jaga kantor sekretariat di masjid.
2.   Pembinaan Remaja Muslim
Remaja Muslim di sekitar masjid merupakan sumber daya manusia (SDM) yang sangat mendukung bagi kegiatan organisasi, sekaligus juga merupakan objek (mad'u) yang paling utama. Pengurus Remaja Masjid membina mereka bertahap dan berkesinambungana agar mampu beriman, berilmu dan beramal dengan baik. Hal ini dilakukan dengan menyusun program kerja yang menghayati keinginan dan kebutuhan mereka. Dengan pengajian remaja malam bina iman dan takwa (MABIT), bimbingan membaca dan tafsir Al-Qur'an, kajian buku, pelatihan (training), ceramah umum, keterampilan berorganisasi dan lain sebagainya tersebut diupayakan untuk tercapai.
3.   Kaderisasi Umat
Pengkaderan adalah suatu proses pembentukan kader yang dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh kader yang siap mengemban amanah organisasi. Sistem pengkaderan remaja masjid disusun dalam bentuk pedoman pengkaderan remaja masjid yang memuat konsep secara langsung dan tidak langsung. Manfaat dari pengkaderan adalah diperolehnya kader-kader organisasi remaja masjid yang "siap pakai", yaitu kader-kader yang beriman, memiliki kemauan dan kemampuan di dalam meneruskan misi organisasi, profesional serta memiliki pengetahuan dan tingkat intelektualitas yang baik. Kader-kader yang siap pakai tersebut dapat bermanfaat dalam menghadirkan calon-calon pemimpin, anggota yang bermotivasi tinggi dan aktivis Islam yang terampil.

4.   Pendukung Kegiatan Ta’mir Masjid
Siswanto, (2005:70) mengemukakan bahwa secara umum, remaja masjid dapat memberi dukungan dalam berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab ta'mir masjid di antaranya:
a.   Mempersiapkan sarana shalat berjamaah dan shalat khusus, seperti shalat gerhana matahari, gerhana bulan, minta hujan, Idul Fitri dan Idul Adha.
b.   Menyusun jadwal dan menghubungi khatib jumat, Idul Fitri dan ldul Adha.
c.   Menjadi panitia-panitia kegiatan kemasjidan
d.   Melaksanakan pengumpulan dan pembagian zakat
e.   Menjadi pelaksana penggalangan dana.
f.    Memberikan masukan yang dipandang perlu kepada ta'mir masjid, dan lain sebagainya.
5.   Dakwah dan Sosial
Remaja masjid adalah organisasi dakwah Islam yang mengambil spesialisasi dalam pembinaan remaja muslim melalui masjid. Organisasi ini berpartispasi secara aktif dalam mendakwakan Islam secara luas disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melingkupinya. Aktivitas dakwah bil lisan, bil hal, bil qalam, bil fikr dan lain sebagainya dapat diselenggarakan baik oleh pengurus maupun anggota. Meskipun diselenggarakan oleh remaja, remaja masjid tidak membatasi hanya beraktivitas dibidang keremajaan saja tetapi juga melaksanakan aktivitas yang menyentuh masyarakat luas. Aktivitas seperti bakti sosial, kebersihan lingkungan, membantu korban bencana alam, kumpul-kumpul keluarga jamaah masjid, kunjungan ke pesantren dan lain sebagainya adalah contoh-contoh dari kegiatannya. Remaja masjid dapat bekerja sama dengan ta’mir masjid atau majelis ta’lim ibu-ibu dalam merealisasikan kemasyarakatan tersebut.[8]

E.   Kesimpulan
Organisasi adalah merupakan kerja sama di antara beberapa orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan kerja. Yang menjadi ikatan kerja sama dalam organisasi adalah tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.
Manajemen sendiri dapat diartikan sebagai proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manejemen adalah penggerak (ruh) dari organisasi. Tanpa manajeman, organisasi tidak akan berjalan secara efektif.
Manajemen dakwah yaitu sebagai pproses perencanaan tugas, mengelompokan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian menggerakan ke arah tujuan dakwah.
Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa Remaja Masjid adalah orgnisasi yang menghimpun remaja muslim yang aktif datang dan beribadah shalat berjamaah di masjid. Karena keterlibatan dengan masjid, maka peran utamanya tidak lain adalah memakmurkan masjid. Ini berarti, kegiatan yang berorientasi pada masjid selalu menjadi program utama Di dalam melaksanakan perannya, Remaja Masjid meletakkan prioritas pada kegiatan-kegiatan peningkatan keislaman, keilmuan dan keterampilan anggotanya.
Siswanto (2005:48) mengemukakan jenis-jenis aktivitas Remaja Masjid adalah: 1) Memakmurkan Masjid; 2) Pembinaan Remaja Muslim; 3) Kaderisasi Umat; 4) Pendukung Kegiatan Ta’mir Masjid; 5) Dakwah dan Sosial

DAFTAR RUJUKAN
Aziz, Yunus Abdul Aziz. 2014. Studi Tentang Pengelolaan Remaja Masjid Di Desa Padengo Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo. Pdf
Asmuni, Syukir. 1983. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al ikhlas.
Buhler, Patricia. 2003. Manajemen Skills. Jakarta: Prenada Media.
Hurima, dkk. tt. Pelaksanaan Kegiatan Remaja masjid Al Mustaqim Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya, laporan penelitian. Riau: Universitas Riau.
Riftiyani. Rini. 2015. Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Remaja Masjid (Remas) dengan Perilaku Sosial Remaja di Dusun Lopait Desa Lopait Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pdf
Winardi, j. 2011. Teori organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
www.jprmijaksel.org/2012/04/manajemen-remaja-masjid.html diakses pada 26 September 2016 pkl. 12:25 WIB
http://hardymath.blogspot.co.id/2012/07/manajemen-organisasi-risma.html. diakses pada 26 September 2016 pkl. 12.24 WIB



SUMBER : http://aisyazuhdiana.blogspot.co.id.



[1] Winardi, j. Teori organisasi dan Pengorganisasian. (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011), 10
[2] Winardi, j. Teori organisasi dan Pengorganisasian...., 11
[4] Hurima, dkk. Pelaksanaan Kegiatan Remaja masjid Al Mustaqim Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya. dalam laporan penelitian dalam bentuk pdf. (Riau: Universitas Riau, tt), 2-3
[5] www.jprmijaksel.org/2012/04/manajemen-remaja-masjid.html. diakses pada 26 September 2016 pkl. 12:25 WIB
[6] Buhler, Patricia. Manajemen Skills. (Jakarta: Prenada Media, 2004), 6
[7] Asmuni, Syukir. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya:Al ikhlas, 1983), 49
[8] Aziz, Yunus Abdul Aziz. Studi Tentang Pengelolaan Remaja Masjid Di Desa Padengo Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato. dalam skripsi. (Gorontalo:Universitas Negeri Gorontalo, 2014), 27-31, pdf

1 komentar:

masjiddarungan.blogspot.com mengatakan...

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA