Halaman

Kamis, 01 September 2016

Masjid Istiqlal, Simbol Kemerdekaan Bangsa Indonesia


Di tahun 1953, tepatnya setelah kemerdekaan, para tokoh Islam berkumpul untuk mencetuskan ide mendirikan sebuah masjid. Nampak saat itu tokoh-tokoh Islam seperti, Wahid Hasyim, Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto, dan berbagai elemen masyarakat lain berkumpul dengan tujuan utama mendirikan masjid sebagai simbol kemerdekaan RI. Setahun kemudian, tepatnya 7 Desember 1954, dibentuklah yayasan yang difungsikan sebagai panitia pendirian masjid. Sebelumnya, telah disepakati nama istiqlal sebagai nama masjid, yang dalam bahasa Arab memiliki arti kemerdekaan.

Yayasan Masjid Istiqlal kemudian mengadakan sayembara untuk mendapatkan desain ideal masjid yang mampu merepresentasikan kemerdekaan Indonesia. Sayembara yang dilakukan tahun 1955 itu mengumpulkan sebanyak 30 peserta, namun hanya 27 peserta yang menyertakan gambar. Setelah diseleksi lagi, terkumpul 22 peserta yang memenuhi syarat. Dari 22 peserta inilah kemudian dipilih 5 yang terbaik. Akhirnya pilihan jatuh ke tangan seorang arsitek berdarah Batak bernama Frederich Silaban. Menariknya, Frederich Silaban justru adalah seorang Kristiani.

Pembangunan masjid Istiqlal memakan waktu hingga 17 tahun. Pembangunan masjid ini terhitung sejak tahun 1961 saat pemerintahan Sukarno dan selesai di tahun 1978 di era kepemimpinan Soeharto. Secara umum, Masjid Istiqlal berdiri di atas lahan seluas 9,5 Hektar. Luas tersebut meliputi bangunan masjid, taman, tempat parkir, dan kolam air mancur. Bangunan masjid sendiri terdiri dari beberapa bagian, antara lain gedung utama, gedung pendahuluan, teras raksasa, menara, dan lantai dasar.
 
Lantai utama Masjid Istiqlal mampu menampung jamaah hingga 16.000 orang. Sementara, pada sisi kanan, kiri, dan belakang terdapat lantai bertingkat 5 yang mampu menampung jamaah hingga 61.000 orang. Pada lantai utama masjid terdapat 12 pilar, jumlah tersebut mewakili tanggal lahir nabi Muhammad SAW yakni 12 Rabi’ul Awwal. Pilar-pilar tersebut menyangga kubah utama masjid yang berdiameter sepanjang 45 meter sebagai pengingat tahun kemerdekaan RI. Pada sisinya tertulis ayat kursi dan surat Al-Ikhlas.

Bagian depan lantai utama masjid dihiasi dengan marmer dan kaligrafi. Sementara bagian kiri dan kanannya terdapat lafadz Allah dan Muhammad. Di ruangan lain, tepatnya bagian tengah, terdapat kaligrafi dua kalimat syahadat, tepat di bawahnya terdapat mihrab dan mimbar yang biasa digunakan saat shalat Jum’at maupun shalat Ied. Di bagian belakang lantai utama yang masuk dalam bagian gedung induk terdapat gedung pendahuluan, gedung ini berfungsi sebagai penghubung lantai atas.

Gedung pendahuluan juga difungsikan untuk ibadah, Bagian ini mampu menampung jamaah hingga 8000 orang. Satu yang menarik, bagian ini juga dilengkapi dengan kubah berdiameter sepanjang 8 meter, yang mengingatkan jamaah akan bulan kemerdekaan Indonesia.

Salah satu bagian masjid yang menjadi tempat favorit bagi anak-anak adalah teras raksasa. Teras ini mempunyai luas lebih dari 19.000 meter persegi yang juga difungsikan untuk sholat ketika lantai utama dipenuhi jamaah. Di teras ini sering diadakan berbagai kegiatan masjid, seperti latihan manasik haji bagi anak-anak dan muhasabah tilawatil quran.

Dari teras raksasa akan terlihat menara masjid yang mempunyai tinggi 6.666 cm. Angka ini diambil dari jumlah ayat yang terdapat pada Al-quran. Di awal pembangunannya, fungsi menara digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan. Namun, saat ini fungsi tersebut hilang, dan berubah menjadi tempat pengeras suara agar gema adzan terdengar ke sekitar masjid. Bagian puncak menara terbuat dari baja tahan karat seberat 28 ton dengan tinggi mencapai 30 meter. Bentuk menara sengaja dibuat berlubang-lubang dengan tujuan untuk mengurangi tekanan dan hembusan angin.
 
Masjid Istiqlal selain digunakan sebagai tempat shalat juga digunakan untuk berbagai kegiatan lainnya, seperti pengajian, tabliq akbar setiap bulannya, serta peringatan hari besar Islam. Kegiatan akan menjadi lebih padat ketika memasuki bulan Ramadhan. Berbagai kegiatan tersebut secara tidak langsung mampu menjadi tempat bertemunya umat Islam dari berbagai kalangan, sehingga masjid Istiqlal lebih dari sekadar simbol kemerdekaan RI, tetapi juga menjadi tempat bersatunya umat yang penuh kasih, saling menghargai, dan bertoleransi antar sesama bangsa Indonesia.

sumber: www.indonesiakaya.com.

Tidak ada komentar: