Rabu, 21 Desember 2016 23:31
Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga Ta’mir Masjid
Pengurus Besar Nahdatul Ulama KH Moh. Mansur Syaerozi mengatakan, masjid
tidak boleh hanya mengandalkan sumbangan dari pemerintah. Walaupun masjid
menjadi bagian dari tanggung jawab negara, tapi masjid harus belajar mandiri
dengan cara memberdayakan para jamaah.
“Masjid bukan hanya tempat shalat,
tapi juga menjadi sentral penggerak ekonomi umat,” katanya pada pembukaan Rapat
Kerja Pengurus Masjid Pemuda Al-Muwahidin di lingkungan Kementerian Pemuda dan
Olahraga, Senayan, Jakarta, pada Rabu (21/12).
Mantan Ketua F- PKB DPRD DKI
memaparkan bagaimana memakmurkan masjid khususnya di wilayah perkotaan. Ia
mengutip hadits Nabi yang mengatakan, “Bahwa 90 persen rezeki umat ada
dalam dari sektor perdagaan”.
PDB negeri ini, kata sekaligus
Pendiri Pondok Pesantren Raudatul Ulum Kencong, Jember, Jawa Timur ini, yang di
kuasai pemerintah hanya 20 persen saja, sementara 80 persennya berputar di
masyarakat khususnya pengusaha.
“Maka lebih tepatnya mengelola
keuangan masjid dari hasil pemberdayaan ekonomi umat. Jangan hanya mengandalkan
proposal ke pemerintah,” imbuhnya.
Sementara Ketua Forum masjid
perkantoran provinsi DKI Jakarta Abuzar Alghafiri memaparkan, melakukan
perubahan harus dimulai dari kelas menengah yang umumnya mengisi perkantoran di
wilayah perkotaan.
Pria yang sempat 12 tahun bekerja di
citibank ini membagi target kinerja pengurus masjid menjadi tiga komponen,
idaroh (tertib administrasi), imaroh (kemakmuran jamaah), dan riayah
(pemeliharaan fisik masjid).
Kegiaatan dibuka Wakil Ketua
Kemakmuran Masjid Pemuda Olahraga Esa Sukmawijaya (Asdep IMTAQ Kemenpora). Ia
berharap kegiatan tersebut menghasilkan program masjid yang bisa membawa
kemaakmuran bagi masjid dan para jamaah.
Sumber : http://www.nu.or.id/post/read/73980/jadikan-masjid-sentral-penggerak-ekonomi-umat-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar